اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَّى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُم اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَاَهْدَى سَبِيْلاً
“Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya).” (Al-Isra’ : 84

Jumat, 21 Agustus 2015

7 Amalan dan Doa yang Dibaca saat Bayi Baru Lahir

7 Amalan dan Doa yang Dibaca saat Bayi Baru Lahir


Kelahiran merupakan prosesi kehidupan yang sangat didambakan kehadirannya oleh para orang tua. Tangis bayi sebagai tanda awal kehidupan, biasanya akan disusul dengan tangis bahagia dari kedua orang tua, khususnya ibu.

Hanya berbahagia saja tentunya tidak cukup, karena syariat agama Islam mengajarkan kepada kita untuk melakukan rangkaian dzikir dan doa yang patut dilakukan saat bayi baru lahir. Dzikir dan doa ini utamanya dilakukan oleh ayahnya, dan tetap dianjurkan bagi yang lainnya.

Rangkaian dzikir dan doa tersebut telah dirangkum oleh Sayyid Muhammad bin 'Ali al-Tarimi dalam al-Wasail al-Syafi'ah fi al-Adzkar al-Nafi'ah wa al-Aurad al-Jami'ah (Beirut: Dar al-Ihya al-‘Ilm, 2000), hal. 269, sebagai berikut:

1. Membaca adzan pada telinga bayi sebelah kanan

2. Membaca iqamah pada telinga bayi sebelah kiri

3. Membaca doa berikut pada telinga bayi sebelah kanan:

اللهم اجْعَلْهُ بَارًّا تَقِيًّا رَشِيْدًا وَأَنْبِتْهُ فِي الْإِسْلَامِ نَبَاتًا حَسَنًا

Allâhummaj’alhu bârran taqiyyan rasyîdan wa-anbit-hu fil islâmi nabâtan hasanan.

“Ya Allah, jadikanlah ia (bayi) orang yang baik, bertakwa, dan cerdas. Tumbuhkanlah ia dalam islam dengan pertumbuhan yang baik.”

4. Membaca surat al-Ikhlâsh pada telinga bayi sebelah kanan

5. Membaca surat al-Qadr pada telinga bayi sebelah kanan

6. Membaca ayat Q.S. Ali Imran (3: 36) pada telinga bayi sebelah kanan:

وَإِنّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Wa innî u’îdzu bika wadzurriyyatahâ minasysyaithânir rajîm

“Aku memohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari pada setan yang terkutuk.”

7. Membaca doa berikut pada telinga bayi sebelah kanan:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَآمَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَآمَّةٍ

A’ûdzu bikalimatiLlâhi at-tâmmati min kulli syaithânin wa hâmmatin wamin kulli ‘ainin lâmmatin

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari segala setan, kesusahan, dan pandangan yang jahat.”

Wallahu a'lam.

Bagi Anda yang ingin mengamalkan ijazah-ijazah di atas, silakan share postingan ini dan ketik "Qobiltu (saya terima)" pada kolom komentar dibawah ini.

Selamat Mengamalkan
Semoga Berkah

Kamis, 13 Agustus 2015

Kisah Titip Salamnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW Kepada Kiai Khozin Buduran-Sidoarjo


Kisah Titip Salamnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW Kepada Kiai Khozin Buduran-Sidoarjo. 

Salah seorang waliyullah yang terkenal keramat, Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan-Madura, suatu kali menunaikan ibadah haji. Beberapa saat ketika beliau singgah di Madinah hendak berziarah ke makam Rasulullah di Raudhah, beliau berjumpa dengan Baginda Nabi saw. 

Ketika itu beliau terlihat mesra sekali bercengkrama dengan Baginda Nabi saw. Sebelum berpisah, Baginda Nabi saw mengatakan kepada Syaikhona Kholil Bangkalan bahwasannya kalau Syaikhona kembali ke Tanah Air supaya menyampaikan salam beliau saw kepada Khozin dari Buduran, Sidoarjo.

Begitulah, beliau kembali pulang ke Tanah Air. Selepas kapal yang ditumpanginya bersandar di pelabuhan Kota Surabaya (sekarang Tanjung Perak), Syaikhona Kholil tidak langsung menuju ke rumahnya di Bangkalan, Madura. 

Tetapi langsung menuju Buduran, Sidoarjo mencari orang yang bernama Khozin sebagaimana yang dipesankan Baginda Nabi saw kepadanya. Begitu sampai di Buduran, beliau menanyai beberapa orang yang dijumpainya, menanyakan rumah Khozin.

Jawaban yang beliau peroleh menunjuk pada sosok-sosok yang bervariasi, mulai dari Khozin tukang cukur rambut, Khozin tukang sepatu sampai Khozin-Khozin lain dengan beragam profesi yang disebutkan, dan semuanya tidak cocok dengan sosok yang beliau bayangkan. 

Hingga akhirnya suatu saat kemudian di pagi hari beliau bertemu dengan bapak tua, mengenakan kaos oblong dan bersarung setengah dicincing ke atas.

Bapak itu sedang menyapu halaman sebuah rumah yang mirip sebuah pesantren dengan beberapa gothaan (bilik-bilik bambu untuk kamar para santri). Syaikhona Kholil lalu menghampiri bapak yang tengah sibuk dengan aktivitas paginya tersebut. 

Setelah memberikan ucapan salam dan dijawab oleh bapak tersebut, beliau bertanya, "Pak, di manakah rumah Khozin?"

"Nama Khozin, di sini banyak," jawab orang tersebut.

"Tetapi kalau Kiai hendak mencari Khozin yang dimaksud Rasulullah sewaktu sampean di Madinah, ya saya ini Khozin yang beliau maksud," lanjut bapak tersebut.

Syaikhona Kholil tersentak kaget setelah mendengar jawaban spontan tersebut. Dengan serta-merta beliau menjatuhkan koper perbekalan bawaannya dan langsung mencium tangan bapak tersebut berulang kali.

Ya, itulah Kiai Khozin Khoiruddin, pengasuh Pondok Pesantren Siwalan Panji, Buduran, Sidoarjo sekaligus perintis tradisi khataman Tafsir Jalalain, yang pada era Kiai Ya'kub Hamdani terkenal sebagai pondoknya para wali.

Hadratus Syekh Kiai Hasyim Asy'ari adalah alumni ponpes ini. Beliau sempat diambil menantu oleh Kiai Ya'qub, dipersuntingkan dengan puterinya yang bernama Khadijah. Dari perkawinannya dengan Khadijah ini beliau dianugerahi seorang anak bernama Abdullah. 

Akan tetapi, sayang keduanya (Nyai Khadijah dan Abdullah putranya) wafat di Makkah pada tahun 1930. Di pondok ini gothaan (=kamar) Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari sewaktu masih nyantri sampai sekarang diabadikan keberadaannya sebagai bentuk penghormatan kepada Hadratus Syekh. 

Di antara alumni ponpes yang lain adalah Mbah Hamid Abdullah Pasuruan, Kiai As'ad Syamsul Arifin Situbondo, Mbah Ud Pagerwojo, Mbah Jaelani Tulangan. 

Wallahu a'lam.

Minggu, 09 Agustus 2015

SUBHANALLAH!! Kisah Seorang Pemuda Dan Abah Guru Sekumpul

Pernah ada seorang pemuda dan pemuda ini terkenal dengan kelakuan buruknya; preman, pemabuk, pecandu, dan bertato.

Dan suatu ketika, entah kenapa pada hari minggu itu dia ingin sekali pergi untuk menghadiri pengajian Abah Guru Sekumpul.


”Aku harus berangkat, walau tanpa ada uang sepeserpun aku yakin berkah beliau mampu mengatasi masalah keuangan ini.“ Kata pemuda itu.

Maka berangkatlah pemuda itu, tanpa sarung, hanya pakai celana levis lusuh, baju kaos, dan kopyah butut. Karena pakaian muslimin satu pun dia tidak punya.

Sampai di depan gang, baru saja sekitar 5 menit kurang, tiba-tiba sebuah mobil sedan berhenti persis didepan dia, dan orang didalam sedan itu membuka pintu mobilnya sambil berkata:

”Mau ke pengajian Abah Guru Sekumpul ya? ya udah naik aja temanin saya.” Kata orang didalam sedan itu.

Maka pemuda itu pun naik dengan sedikit bingung, bingung dan heran karena baru pertama kali dia naik sedan mewah, bingung dan heran kenapa orang ini tau bahwa dia mau ikut hadir di pengajian Abah Guru Sekumpul. Padahal dia berpakaian layaknya seorang preman, dan didalam mobil tersebut hanya dia dan orang itu.

Singkat cerita..

Sampailah pemuda itu ke tempat pengajian Abah Guru Sekumpul, tepat didepan mesjid pancasila, baru saja pemuda turun dan ingin mengucapkan kata terima kasih, secara tiba-tiba mobil tersebut menghilang, belum selesai kebingungannya, tiba-tiba ada suara yang yang menegur:

”Nak, mau mengaji ke Abah Guru Sekumpul ya? ya udah naik aja ke becak Bapak.” Kata Bapak tersebut.

Maka pemuda itu naik, dengan pikiran yang bingung, apa yang sebenarnya terjadi, sesampai di depan gang hijrah pemuda itu diturunkan oleh Bapak tersebut, dan kejadian yang seperti tadi terulang kembali. Bapak tukang becak itu pun menghilang, dan entah kemana perginya.

”Mungkin ini semua berkah Abah Guru Sekumpul untuk aku” Kata pemuda itu dalam hatinya.

Maka pemuda itu pun masuk kedalam, ada kedamaian dalam hatinya, ada kesejukan, kedamaian batin yang selama ini tidak pernah ia dapatkan.

Maka ia pun duduk diantara para jamaah yang lain, tertunduk, setiap kata yang Abah Guru Sekumpul sampaikan dia resapi dan dengan sendirinya air mata pemuda itu jatuh membasahi pipinya.

"Semua harus ku akhiri dunia hitam ini!” ucap pemuda itu didalam hati.

Secara tiba-tiba ada seorang bapak-bapak menepuk pundaknya, dan memberi sebuah amplop putih lantas Bapak itu berkata:

”Ini dari Abah Guru, terimalah.“ Kata bapak itu.

Dan pemuda itu menangis terharu sambil memeluk Bapak-Bapak tersebut.

”Terima kasih banyak Pak.” Kata pemuda itu.

”Berterima kasihlah kepada ALLAH SWT, ini semua berkat keberkahan Abah Guru Sekumpul.” Kata bapak itu.

Tertulis diamplop itu nama pemuda tersebut dengan jelas dan benar beserta bin nya, padahal si pemuda tersebut baru pertama kali ke tempat Abah Guru, mengapa Abah Guru jadi mengetahuinya? itulah Waliullah..

Dan pemuda itu pun membuka isi amplop tersebut, dan ternyata isinya uang sebesar 2 juta, dan didalam amplop itu ada secarik kertas yang berbunyi.

”Jadikan uang ini untuk modal berdagang, jangan salah gunakan, karena Allah maha tahu.” Kata Abah Guru Sekumpul dalam tulisan kertas tersebut.

Akhir cerita..

Pemuda itu pun sekarang menjadi seorang pedagang yang sukses dan banyak membuka cabang toko dimana-mana. Dan salah satu toko beliau berada di pasar sudi mampir.

Penulis: Habib Ahmad bin Faqih Basyaiban.

Wallahu a'lam.

Semoga bermanfaat dan menambah kecintaan kita terhadap Abah Guru Sekumpul dan mendapatkan Rahmat Allah SWT karena telah mengisahkan para Kekasih-Nya.

Amin ya rabbal 'alamin.

Perbincangan Seorang Jama'ah Majelis Ilmu Dengan Seorang Guru Sufi


"Kyai, saya tidak mau ikut pengajian ini lagi"

"Apa alasannya?"

"Saya lihat di pengajian ini perempuannya suka bergosip, laki-lakinya munafik, pengurusnya cara hidupnya tidak benar, dan jama'ahnya sibuk dengan hpnya."

"Baiklah. Tapi sebelum kau pergi, tolong lakukan sesuatu untukku. Ambil segelas penuh air dan berjalanlah mengelilingi dalam masjid ini tanpa menumpahkan setetes air sekalipun ke lantai. Setelah itu engkau bisa meninggalkan masjid ini seperti keinginanmu."

"Itu mudah sekali!"

Diapun melakukan apa yang dimintakan Sang Guru Sufi, sementara pengajian sedang berlangsung.

Setelah selesai, dia berkata kepada Sang Guru Sufi bahwa dia siap untuk pergi.

"Sebelum kau pergi, ada satu pertanyaan. Ketika kau tadi berjalan keliling dalam masjid, apa engkau mendengar orang bergosip, melihat orang munafik, dan melihat orang sibuk dengan hpnya?"

"Tidak."

"Engkau tahu mengapa?"

"Tidak."

"Karena engkau fokus pada gelasmu, memastikan tidak tersandung dan tidak ada air yang tumpah."

Begitupun dengan kehidupan kita. Ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada Nur Allah yang kita imani, maka :

- Kita tidak akan punya waktu untuk melihat kesalahan orang lain.

- Kita tidak akan punya waktu untuk menilai dan mengkritik orang lain.

- Kita tidak akan punya waktu untuk bergosip ria dengan orang lain.

- Kita akan menolong orang lain dan fokus pada langkah kita menggapai Nur-Nya.

Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan.

Maka jangan risaukan omongan orang, sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar, meski terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.

Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mau berbuat baik.

Jika dizhalimi orang jangan berpikir untuk membalas dendam, tapi berpikirlah cara membalas dengan kebaikan.

Jangan mengeluh, teruslah berdoa dan ikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu.

Dan semoga kita selalu diberi Rahmat dan Lindungan-Nya..

Amin Ya Rabbal 'alamin.

Dalil Hidangan Tahlilan Atau Makanan Nasi Berkat

Dalil Hidangan Tahlilan Atau Makanan Nasi Berkat
Berkat atau sedekah makan itu biasanya baru disuguhkan atau dibagikan setelah selesainya doa dalam tahlil, baik untuk dimakan di tempat atau dibawa pulang. Dengan perkataan lain, sedekah itu diberikan setelah “diberkahi” dengan do’a. Makanan yang sudah diberkahi doa tersebut kemudian disebut “berkat”.
Berkat berasal dari bahasa Arab “barkatun”- bentuk jamaknya adalah barakat– yang artinya kebaikan yang bertambah-tambah terus. Penamaan tersebut berdasarkan sabda nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam:
اجْتَمِعُوْا عَلٰى طَعَامِكُمْ ووَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيْهِ
“Berkumpullah pada jamuan makan kamu, dan sebutlah asma Allah ketika hendak makan, niscaya Allah memberkati kamu pada makanan itu.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim – Kitab Nadhrah an-Nur, II/16)

قَالَ: أَثِيبُوْا أَخَاكُمْ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ، فَأَيَّ شَيْءٍ نُثِيْبُهُ؟ قَالَ: ” ادْعُوا لَهُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا أُكِلَ طَعَامُهُ، وَشُرِبَ شَرَابُهُ، ثُمَّ دُعِيَ لَهُ بِالْبَرَكَةِ فَذَلِكَ ثَوَابُهُ مِنْهُمْ
“Rasulullah bersabda: “Balaslah oleh kalian (kebaikan) saudara kalian”, para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, dengan sesuatu apakah untuk membalasnya?”, Rasulullah menjawab: “Berdo’alah kalian untuknya dengan keberkatan, sebab sesungguhnya seseorang ketika makananya dimakan dan minumannya diminum, kemudian dido’akan untuknya dengan keberkahan, maka itu merupakan balasan untuknya dari kalian”. [Hadits Riwayat al-Baihaqi & Abu Daud]
Hadits ini mengisyaratkan agar apabila kita memakan atau minum dari apa yang diberikan oleh orang lain supaya mendo’akan agar Allah memberikan dengan keberkahan. 
Selain diperintahkan untuk memberikan makanan untuk faqir miskin, juga dianjurkan agar makanan kita dimakan oleh orang yang bertakwa baik dengan jalan diantarkan maupun dengan mengundang mereka makan bersama-sama.
Nabi shallallau ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam bersabda :

أَطْعِمُوْا طَعَامَكُمُ الْأَتْقِيَاءَ، وَأَوْلُوْا مَعْرُوْفَكُمُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Berikanlah makananmu kepada orang-orang yang bertakwa, dan berbuat baiklah kepada orang-orang yang beriman”. [Hadits Riwayat Imam Ibnu Abid Dunya – Kitab al-Fath al-Kabir, Juz I/ hal. 192]
Orang-orang yang diundang untuk baca tahlil adalah orang-orang yang bertakwa di lingkungan shohibul hajah sedangkan pelaksanaan tahlil dipimpin oleh orang yang dihormati sebagai pemimpin keagamaan di masyarakat setempat.
Wallahu a'lam.

Amalan Ketika Menempati Rumah Baru

Kita patut bersyukur menempati rumah baru karena itu adalah nikmat Allah yang patut disyukuri. Agar rumah atau tempat yang baru dihuni mendapatkan keberkahan dan aman dari gangguan jin, sebagian ulama menganjurkan kita untuk melakukan amalan sebagai berikut.
1. Membaca Surat Al-Fatihah 3 kali
2. Kemudian membaca Surat Al-Mu’minun ayat 28-29 sebagai berikut:
فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ * وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُّبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ *
Artinya, “Bila kau dan pengikutmu sudah di atas kapal, maka katakanlah, ‘Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami dari kaum aniaya.’ Katakanlah, ‘Tuhanku, tempatkan aku di tempat yang berkah karena Engkau sebaik-baik pemberi tempat.’”
3. Kemudian membaca doa sebagai berikut sebanyak 3 kali:
اَللهم يَا مَنْ فَلَقَ الْبَحْرَ لِمُوْسَى بْنِ عِمْرَانَ وَنَجَّى يُوْنُسَ مِنْ بَطْنِ الْحُوْتِ وَسَيَّرَ الْفُلْكَ لِمَنْ شَاءَ أَنْتَ الْعَالِمُ بِعَدَدِ قَطْرِ الْبِحَارِ وَذَرَّاتِ الرِّمَالِ يَا خاَلِقَ أَصْنَافِ عَجَائِبِ الْمَخُلُوْقَاتِ أَسْأَلُكَ الْكِفَايَةَ يَا كَافِيَ مَنْ اِسْتَكْفَاهُ يَا مُجِيْبَ مَنْ دَعَاهُ يَا مُقِيْلَ مَنْ رَجَاهُ أَنْتَ الْكَافِيْ لَا كَافِيَ إِلَّا أَنْتَ اِكْفِنِيْ شَرَّمَا أَخاَفُ وَأَحْذَرُ وَامْلَأْ مَنْزِلِيْ هَذَا خَيْراً وَبَرَكَةً وَصَلِّ عَلَى نَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.
Allâhumma yâ man falaqal bahra li Mûsâ bin ‘Imrân, wa najjâ Yûnusa min bathnil hût, wa sayyaral fulka li man syâ’a, antal ‘âlimu bi ‘adadi qathril bihâri, wa dzarrâtir rimal. Yâ Khâliqa ashnâfi ‘ajâ’ibil makhlûqât. As’alukal kifâyah, yâ kâfiya man istakfâh, yâ Mujîba man da‘âh, yâ muqîla man rajâh. Antal kâfi, lâ kâfiya illa anta. Ikfinî syarra ma akhâfu wa ahdzar. Wamla’ manzilî hâdzâ khairan wa barakah. Washalli ‘ala nabiyyika wa rasûlika sayyidina Muhammadin wa âlihi wa shahbih wa sallim.
Amalan di atas dibaca setiap pagi dan sore selama tiga hari berturut-turut.
Amalan ini dikutip dari Kitab Al-Wasa’ilis Syafi’ah karya Syekh Al-Habib Muhammad bin Ali Khirid Al-Alawi Al-Husaini At-Tarimi, Beirut, Darul Hawi, cetakan kedua, 1999 M, halalaman 512. 
Wallahu a'lam.
Bagi Anda yang ingin mengamalkan ijazah-ijazah di atas, silakan share postingan ini dan ketik "Qobiltu (saya terima)" pada kolom komentar dibawah ini.
LIKE DAN SHARE!

Wejangan KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

*Wejangan KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur)..*
Jika Allah memudahkan bagimu mengerjakan sholat malam..
Maka janganlah memandang rendah orang orang yang tidur.

Jika Allah memudahkan bagimu melaksanakan puasa,.
Maka janganlah memandang rendah orang orang yg tidak berpuasa dengan tatapan menghinakan.

Jika Allah memudahkan bagimu membuka pintu untuk berjihad
Maka janganlah kamu memandang rendah orang orang yang tidak berjihad dengan pandangan meremehkan.

Jika Alloh memudahkan dirimu dalam mengais rezeki bagimu
Maka jangan memandang rendah orang orang yang berhutang dan kurang rejekinya dengan pandangan yang mengejek & mencela.

Karena itu semua adalah titipan Alloh yang suatu saat akan kau pertanggung jawabkan.
Jika Alloh memudahkan pemahaman agama bagimu
Maka janganlah meremehkan orang orang yang belum paham dengan pandangan hina

Jika Allah memudahkan ilmu bagimu
Maka janganlah kamu sombong & bangga diri
Karena Allah-lah yang memberimu pemahaman itu.

Boleh jadi orang yang tidak mengerjakan qiyamullail, puasa, tidak berjihad dsb,
Mereka lebih dekat ke Allah daripada dirimu.

#Sang Guru Bangsa
Semoga wejangan ini bermanfaat...

Ayah Ini Lebih Senang Anaknya Mati Kelaparan

Ada sahabat Rasul Saw yang bernama Abu Dujanah. Ia mempunyai kebiasaan tergesa-gesa meninggalkan Jama’ah seusai Shalat Subuh, tidak seperti halnya sahabat yang lain yang menunggu hingga Rasulullah Berdoa.
Suatu ketika Rasulullah Saw menegurnya, “Wahai Abu Dujanah, tidakkah kau memiliki permintaan kepada Allah?” Kenapa engkau tidak menunggu sampai aku Berdoa? Abu Dujanah menjawab, “Ya Rasulullah, tentu aku mempunyai permintaan kepada Allah”.
Rasul Saw berkata : “Lalu mengapa engkau segera pulang?”.
Abu Dujanah pun menjelaskan udzurnya : “Bukannya aku tidak mau mendengarkan doamu ya Rasul… Namun aku ini memiliki anak kecil di rumah yang sedang lapar, tidak satupun makanan ada di rumahku, bahkan tidak jarang kami seharian menahan lapar”.
“Sedangkan aku memiliki tetangga yang memiliki pohon kurma yang batangnya condong ke rumahku, maka jika malam angin bertiup kencang, pasti buah-buahnya jatuh ke halaman rumahku”.
“Pernah suatu hari usai Shalat Subuh, aku menunggu sampai mendengarkan engkau membacakan Doa, namun yang terjadi ketika aku sampai di rumah, aku lihat anakku sedang memungut kurma tetanggaku yang jatuh di halaman rumahku, dan ia memakannya karena lapar”.
“Maka segera aku keluarkan kurma itu dari mulutnya. Aku tidak mau anakku memakan yang bukan haknya. Aku katakan kepadanya, “Nak, jangan kau permalukan ayahmu di akhirat nanti, lantaran perbuatanmu ini… Ayah lebih suka engkau mati dalam keadaan lapar, daripada engkau hidup dengan memakan barang haram.”
Mendengar kisah Abu Dujanah, Rasulullah Saw dan para sahabat meneteskan air mata. Sambil menangis, Rasullah memberikan penawaran kepada si pemilik pohon kurma dengan imbalan pohon-pohon kurma di Surga.
Kontan saja si pemilik yang munafik itu menolaknya. Segera Sayyidina Abu Bakar melakukan penawaran berikutnya : “Hai fulan, ku beli pohon kormamu dengan 10 pohon kurma terbaikku di kota Madinah.”
Mendengar penawaran yang menguntungkan itu, si Munafik menyetujuinya. Sayyidina Abu Bakar berhasil membelinya, lalu memberikannya kepada Abu Dujanah.
Begitulah orang-orang yang bertakwa akan senantiasa mendapatkan jalan keluar dan penolong di setiap kesulitannya.
Sumber: Kitab ‘Ianatuth-Thalibin Bab Luqatah, Juz 3, hal : 239.
Wallahu a'lam.

Nasib Tragis Lelaki Yang Menista Maulid

Suatu hari Sayyid Abbas Al-Maliki berada di Baitul Muqaddas Palestina untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi SAW. Di mana saat itu hadirin pada bershalawat secara berjamaah. Beliau melihat seorang pria tua beruban yang berdiri dengan khidmat mulai dari awal sampai acara selesai.


Kemudian beliau bertanya kepada orang tua tersebut akan sikapnya itu. Lelaki tua itupun bercerita bahwa dulu ia ingkar terhadap acara Maulid Nabi dan ia memiliki keyakinan bahwa perbuatan itu adalah Bid’ah Sayyi’ah (bid’ah yang jelek).

Suatu malam ia mimpi, ia hadir di acara Maulid Nabi bersama sekelompok orang. Saat mahallul qiyam mereka pada berdiri, bersiap menunggu kedatangan Nabi SAW ke masjid. Maka saat Rasulullah SAW tiba, sekelompok orang itu bangkit dan bersalaman dengan Rasulullah SAW. Namun hanya ia saja seorang diri yang gak mampu bangkit dari duduknya.

Lalu Rasullullah SAW mendekatinya seraya berkata kepadanya: “Kamu tidak akan bisa bangkit!” Ia tersentak karena kaget, kemudian terbangun. Saat ia bangun dari tidurnya ternyata ia dalam keadaan lumpuh, tak bisa berdiri. Hal ini ia alami selama 1 tahun.

Kemudian ia pun bernadzar jika sembuh dari sakitnya ia akan mengagungkan dan menghadiri acara Maulid Nabi di masjid-masjid dengan bershalawat. Kemudian Allah-pun menyembuhkannya. Ia pun selalu hadir untuk memenuhi nadzarnya dan bershalawat dalam acara Maulid Nabi SAW”.

[Sumber : Kitab Al-Hady At-Tam fi Mawarid al-Maulid an-Nabawi, hal 50-51, karya Syech Muhammad Alwi Al-Maliki]

Wallahu a'lam.

Ceramah Ustad Abdul Somad di Masjid Az-Zikra Sentul

TEGAS! Dihadiri Kapolri, Ustad Abdul Somad mengingatkan Umat Islam Pilih Pemimpin yang Adil