اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَّى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُم اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَاَهْدَى سَبِيْلاً
“Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya).” (Al-Isra’ : 84

Senin, 29 Juni 2015

Tata Krama Menghadiri Maulid

Habib Utsman bin Abdillah bin Yahya memfatwakan, bahwa di dalam majelis Maulid Nabi ada banyak hal yang harus diindahkan. Di antaranya adalah:
1. Dilaksanakan pada tempat-tempat yang terhormat seperti masjid, musholla, majelis-majelis, atau perkumpulan mulia, dan sebagainya.
2. Tidak boleh ada pada tempat tersebut suatu patung-patung binatang atau manusia yang menjadi simbol pengagungan dan penyembahan terhadapnya (misal patung dewa, bunda maria, dan sejenisnya), karena hal tersebut dibenci oleh beliau (SAW) dan para Malaikat.
3. Ketika membaca sirohnya (sejarahnya) yang terdapat dalam Kitab Maulid, tidak boleh bercampur didalamnya antara laki-laki dengan perempuan. Kecuali adanya hijab (batas/dinding) yang memisahkan antara perempuan dan laki-laki, sehingga aman dari fitnah.
4. Jangan pula ada pada tempat diselenggarakannya, suatu permainan yang HARAM (misal judi dan sejenisnya). Sebab, hal itu akan mengantarkan pada kedurhakaan besar melanggar larangan Rosululloh SAW.
5. Jangan pula ada pada tempat itu segala sesuatu yang beraroma busuk. Seperti rokok, cerutu, kandang binatang, dan sejenisnya. Maka hendaklah ada pada tempat itu segala sesuatu wewangian yang harum seperti dupa (gaharu bakar) atau bunga-bungaan.
6. Hendaklah yang hadir pada tempat penyelenggaran itu membaca sholawat, dan janganlah satu sama lain saling bercerita, masing-masing “pasang” telinga mendengar kisah maulid yang dibacakan sambil membaca sholawat.
7. Apabila nanti disebut akan dzohir (lahir dan hadir)-nya sang Nabi SAW ke dunia, maka seluruh yang hadir bersegera untuk bangun dan berdiri. Bukan atas dasar paksaan, tapi karena TAKDZIM (HORMAT), BAHAGIA, dan ANTUSIAS pada hadirnya beliau (SAW).
Sehingga pada akhirnya segenap hadirin yang mematuhi aturan-aturan berlaku, kelak akan mendapatkan syafa’at (pertolongan) dari beliau (SAW) di yaumil akhir serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda dunia wal-akhiroh. InsyaAlloh.
Amin ya rabbal 'alamin..
(Diringkaskan dari kitab Azzahrul Baasim karya Mufti Betawi zaman Hindia Belanda, Habib Utsman bin Yahya)

1 komentar:

Ceramah Ustad Abdul Somad di Masjid Az-Zikra Sentul

TEGAS! Dihadiri Kapolri, Ustad Abdul Somad mengingatkan Umat Islam Pilih Pemimpin yang Adil